Suku Angkola bukan Batak

'''Perdagangan budak Arab''' adalah praktik [[perbudakan]] di [[dunia Arab]], terutama di [[Asia Barat]], [[Afrika Utara]], [[Afrika Timur|Afrika Tenggara]], [[Tanduk Afrika]] dan sebagian [[Eropa]] (misalnya [[Semenanjung Iberia|Iberia]] dan [[Sisilia]]) selama masa [[Penaklukan Muslim|penaklukan Arab]]. Perdagangan ini berpusat di [[Timur Tengah]], Afrika Utara dan Tanduk Afrika. Budak yang diperdagangkan beragam ras, etnis, dan agamanya.<ref>{{Cite news|url=http://www.aljazeera.com/indepth/opinion/2013/06/201362472519107286.html|title= Confronting anti-black racism in the Arab world|work=[[Al-Jazeera]]|first=[[Susan Abulhawa]]|last=|date=July 8, 2013}}</ref>

Asal usul kota rantau parapat yaitu berasal dari bahasa Arab Arr Qat mempunyai arti kota budak dimana pada masa Raja Mesir berkuasa menguasai dunia Raja Fir'aun sebelum dan sesudah Abad 1 masehi , Raja Raja mesir ini memerintahkan bawahannya untuk mencari bahan untuk pengawet mumi hingga sampailah ke sekarang nama daerahnya barus di provinsi sumatera utara Negara Indonesia
Barus pada waktu itu menjadi tempat pelabuhan bagi kapal kapal kecil atau besar untuk mengangkut kapur barus salah satu bahan kimia untuk pengawet mumi dll.
Tetapi bukan hanya barus yg dibawa kemesir banyak hasil rempah rempah lainnya pula , seperti kemenyan , merica serta tak luput pohon pohon kayu dan hewan hewan serta lainnya.
Hingga tersebutlah pelabuhan barus ,pelabuhan ini menjadi ramai persinggahan dari semua kalangan hingga terjadilah suatu tempat jual beli budak disuatu daerah hingga dikenal dengan kota budak yg bahasa arabnya Arr 'Qot ( arr'qat ) sekarang bernama rantau parapat , ada kotanya mungkin ada pusat pemerintahannya dan pemimpinnya ( Raja ) , pusat pemerintahannya di daerah simangambat Tapanuli selatan sumatera indonesia sekarang dan di daerah simangambat ada peninggalan candi candi zaman hindu dan purbakala dan lain lain dgn Rajanya bernama Dhang Hyang Ditirta sukunya tersebut dengan Suku Angkola nesia mungkin situs situsnya dapat ditemukan berupa prasasti prasati disekitar pada masa indonesia baru merdeka dikenal dengan wilayah sumatera timur mungki bukan bagian dari suku batak ( pusuk buhit )
Suku Angkolanesia afalah suku asli asimilasi ( perkawinan perkawinan ) dari suku suku yg hidup nomaden sepanjang bukit barisan dan suku suku berbagai ras bangsa yg singgah dan hingga menetap beranak pinak hingga kini.

Selama abad ke-8 dan ke-9 pada masa [[Kekhalifahan Fatimiyah]], sebagian besar budak adalah orang Eropa (disebut [[Sakaliba]]) yang diculik dari pantai-pantai Eropa atau ditawan saat perang.<ref>http://www.columbia.edu/itc/history/conant/mushin1998.pdf</ref> Sejarawan memperkirakan antara tahun 650 sampai 1900, sekitar 10 hingga 18 juta orang diperbudak oleh pedagang budak Arab dan dibawa dari Eropa, Asia, dan Afrika melintasi [[Laut Merah]], [[Samudra Hindia]], dan gurun [[Sahara]].<ref name="britannica.com">[http://www.britannica.com/blackhistory/article-24156 Encyclopædia Britannica's Guide to Black History]</ref> Namun, budaknya berasal dari beragam wilayah dan meliputi orang [[Laut Tengah|Mediterania]], [[bangsa Persia|orang Persia]], orang dari kawasan pegunungan [[Kaukasus]] (contohnya [[Georgia]], [[Armenia]] dan [[Sirkasia]]) serta sebagian [[Asia Tengah]] dan [[Skandinavia]], [[bangsa Inggris|orang Inggris]], [[bangsa Belanda|Belanda]] dan [[bangsa Irlandia|Irlandia]], orang [[Berber]] dari Afrika Utara, dan berbagai suku bangsa lainnya.

Pada abad ke-18 dan ke19, aliran budak [[Zanj]] ([[suku Bantu|Bantu]]) dari Afrika Tenggara meningkat dengan menguatnya [[Sejarah Zanzibar|Kesultanan Oman]], yang berbasis di [[Zanzibar]], [[Tanzania]]. Oman mengalami konflik perdagangan dan persaingan langsung dengan [[Portugal|Portugis]] dan orang Eropa lainnya di sepanjang [[pesisir Swahili]].<ref name="arabslavetrade_a">{{cite web | url=http://www.arabslavetrade.com | title=Arab Slave Trade|author=[[Owen Alik Shahadah]] | publisher=African Holocaust Society | accessdate=2007-01-04}}</ref> Negara-negara [[Pesisir Berber|Berber]] Afrika Utara melakukan perompakkan terhadap kapal-kapal Eropa dan memperbudak ribuan orang Kristen Eropa. Mereka memperoleh uang dari hasil tebusan. Pada banyak kasus di [[Britania]], gereja desa dan masyarakat lokal harus menggalang dana untuk mengumpulkan uang tebusan karena pemerintah tidak menebus warganya.

Wikipedia
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali dinyatakan lain.
PrivasiTampilan PC

Komentar

Posting Komentar